| 0 komentar ]

Kita tak bisa membayangkan kenapa Bumi jadi seperti ini? Siapa yang patut di salahkan? Alam? Pemerintah? Atau Manusianya? Seperti yang kita ketahui sekarang sedetik demi sedetik sudah mulai rusak, rapuh dan kehilangan daya. Semua orang ingin hidup nyaman. Jauh dari segala masalah alam. Kita juga tak ingin Bumi kita yang semakin lama semakin tua mengungkapkan kemarahannya.

Dulu, bumi kita begitu indah. Alam menyatu dengan manusia. Kita selalu membutuhkan dan saling melengkapi. Harus kita akui, semua kebutuhan kehidupan ada di tangan bumi. Bumi bagaikan muara kehidupan. Tempat kita meniti sebuah asa yang tak tahu kapan akan terwujud? Sekarang, mampukah kita merenungkan ini semua. Seakan-akan kita menjadi musuh nyata bagi bumi. Segala upaya, daya dan kekuatan bumi mencoba menegur manusia. Berapa banyak tangan-tangan jahil yang telah merusak bumi ini? Berapa banyak masalah yang telah mereka persembahakan? Demi hancurnya bumi? Kita tak akan mampu menghitungnya. Membayangkannya manusia terkadang enggan. Kita terlalu sibuk dengan urusan pribadi. Sadarkah kita? Apakah kita tuli? Sehingga tidak dapat memdengar jeritan alam! Apakah kita buta? Mata yang tak mampu melihat keadaan-keadaan alam yang semakin lama tak bersahabat! Apakah kita juga tak punya hati? Tak bisa merasakan sakitnya bumi kita ini? Sadarlah!! Kita harus membuka mata kita lebar-lebar, membuka telinga kita! Dan lebih meningkatkan kepedulian kita terhadap bumi tempat naungan kita.

Banyak kemurkaan bumi menimpa kita. Banjir, gempa, tanah longsor, global warming dan masih banyak lagi jeritan-jeritan sang pemegang kehidupan. Mampukah kita membayangkan berapa banyak manusia yang tak berdosa menjadi korban? Hanya karena ulah beberapa orang. Mungkin mereka pantas di sebut “PENJAHAT GELINTIR DUNIA”. Tak hanya nyawa tapi juga harta. Banyak bangunan tenggelam karena banjir dan lumpur. Banyak rumah hancur karena tsunami dan gempa. Mampukah kita menghitung besar kerugian karena bencana itu! Mungkin jika kerugian ini di nominalkan sebagai uang, maka bisa untuk membayar hutang negara kita. Kita tahu Indonesia mendapatkan julukan “JAMBRUT KATULISTIWA” karena alamnya yang hijau. Sekarang pantaskah kita masih mengukir sebutan itu? Banyak hutan terbakar. Akibatnya Indonesia dijuluki “PENGEKSPOR ASAP”. Negara yang tidak tahu-menahu menjadi korban. Tidak hanya itu lapisan ozon di kutub sudah mulai berlubang titik air laut mulai naik karena mencairnya gunung es di kutub. Seandainya semua es di kutub mencair, semua daratan akan tenggelam. Semua permukaan bumi tetutup air laut. Maukah kita mengalami hal itu? Aku yakin kita semua tidak mau dan tidak akan pernah mau. Marilah kita ulurka tangan, merajut mimpi mengubah yang tak pasti menjadi pasti. Menjadi sahabat bumi. Mulai detik ini, tanamkan rasa kepedulian terhadap alam. Alam butuh kita!!! Mari kita bergandengan tangan, bersama-sama membangun bumi mrnjadi hijau. Menjauhkan bumi dari bencana. Mari kita mulai dari hal-hal yang kecil. Biasakan membuang sampah di tempatnya. Kita lakukan hal-hal yang lain dengan senyum yang mengembang dan berteriak “AKU AKAN SELAMATKAN BUMI”. Dengan cara reboisasi dan menanam kembali hutan-hutan gundul, pantai yang sudah rusak dan membuat hutan kota. Dengan cara begitu kita dapat menyelamatkan bumi kita.

0 komentar

Posting Komentar